Jakarta, 25 Juli 2025 –
Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) kembali turun ke jalan untuk menyuarakan perlawanan terhadap praktik korupsi yang diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi di Sumatera Utara, termasuk Gubernur Sumut Bobby Nasution.
Dengan mengusung semangat “Perubahan tidak akan datang dari mereka yang diam, tetapi dari keberanian bersuara,” GERBRAK menegaskan tekadnya untuk menjadi corong rakyat yang menuntut keadilan.
Melalui surat pemberitahuan resmi bernomor 0101/Gerbrak/KN/06/2025, GERBRAK telah memberi tahu Kepolisian Daerah Metro Jaya terkait aksi demonstrasi damai yang akan dilaksanakan pada Rabu, 30 Juli 2025. Aksi ini akan dimulai dari Depan Gedung KPK RI dan berlanjut menuju Mabes Polri serta Kejaksaan Agung RI. Diperkirakan, sekitar 100 orang peserta aksi akan hadir membawa pesan yang tegas: usut tuntas dugaan korupsi di Sumatera Utara, tanpa pandang bulu.
Aksi Bukan Sekadar Demo, Tapi Tekanan Moral
Menurut Ariswan, Koordinator Aksi GERBRAK, langkah ini diambil bukan hanya sebagai bentuk unjuk rasa biasa, melainkan tekanan moral kepada aparat penegak hukum (APH) agar bekerja secara profesional dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik atau kekuasaan.
“Kami datang bukan untuk membuat gaduh, tapi untuk menegaskan bahwa rakyat tidak akan diam melihat praktik korupsi terus dibiarkan. Jika hukum hanya tajam ke bawah, sementara tumpul ke atas, maka demokrasi di negeri ini hanya akan menjadi formalitas,” ujar Ariswan.
Ia menambahkan, GERBRAK melihat adanya indikasi bahwa dugaan kasus korupsi yang menyeret nama Gubernur Sumut Bobby Nasution tidak mendapat perhatian serius dari lembaga penegak hukum, padahal laporan-laporan publik terkait dugaan penyalahgunaan anggaran dan proyek daerah sudah beredar luas di media dan kalangan masyarakat.
“Kami menuntut KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk bekerja tanpa tebang pilih. Hukum harus berdiri di atas semua kepentingan, karena jika korupsi dibiarkan, rakyatlah yang paling dirugikan,” tegasnya.
Mengajak Rakyat Bersatu Melawan Korupsi
GERBRAK juga mengajak elemen mahasiswa, organisasi masyarakat sipil, serta media massa untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Menurut Ariswan, gerakan rakyat melawan korupsi tidak boleh berhenti hanya pada aksi jalanan, tetapi harus menjadi kesadaran kolektif yang mendorong lahirnya pemerintahan bersih dan transparan.
“Korupsi adalah penyakit kronis yang merusak semua sendi kehidupan berbangsa. Mulai dari pelayanan publik, penyaluran anggaran, hingga pembangunan infrastruktur, semuanya terdampak. Sumatera Utara harus bersih, dan itu hanya bisa dicapai jika rakyat ikut mengawasi dan berani bersuara,” tambahnya.
Aksi ini juga diharapkan menjadi momentum untuk membangun solidaritas nasional melawan praktik korupsi yang dianggap semakin merajalela, terutama di daerah-daerah yang memiliki anggaran besar namun minim pengawasan publik.
Tuntutan GERBRAK
Dalam pernyataan sikap yang akan dibacakan pada aksi 30 Juli mendatang, GERBRAK menyampaikan beberapa tuntutan utama:
- KPK, Mabes Polri, dan Kejaksaan Agung RI segera melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap dugaan korupsi yang melibatkan pejabat tinggi di Sumatera Utara, termasuk Bobby Nasution.
- Meminta pemerintah pusat dan lembaga pengawas anggaran untuk meningkatkan pengawasan terhadap proyek-proyek APBD Sumut yang rawan penyalahgunaan.
- Menuntut transparansi dalam semua pengelolaan dana daerah, termasuk publikasi laporan keuangan dan proyek yang didanai APBD kepada masyarakat.
- Menyerukan kepada masyarakat sipil, mahasiswa, dan media untuk bersama-sama mengawal proses hukum agar tidak terjadi intervensi politik.
“Akhiri Pembiaran, Awali Perubahan”
Di akhir pernyataannya, Ariswan menegaskan bahwa GERBRAK bukan musuh pemerintah, tetapi mitra kritis rakyat yang ingin memastikan keadilan ditegakkan.
“Negara yang sehat hanya bisa lahir dari sistem hukum yang bersih. Jika korupsi terus dibiarkan, rakyat akan kehilangan kepercayaan kepada negara. Akhiri pembiaran. Awali perubahan. Saatnya suara rakyat menjadi kehendak hukum,” pungkasnya.
Tentang GERBRAK
Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk oleh aktivis dan akademisi dengan tujuan mengawal agenda pemberantasan korupsi di Indonesia. GERBRAK telah beberapa kali menggelar aksi serupa di berbagai daerah, dengan fokus pada advokasi, edukasi publik, dan pengawasan anggaran agar tidak disalahgunakan oleh oknum pejabat.
#GERBRAK #AntiKorupsi #KPK #APH #BobbyNasution #JakartaBergerak #SumutBersih #HukumUntukRakyat #SuaraRakyat #TransparansiPublik